Sebelumnya sudah pernah saya bahas di postingan instagram STR Indonesia, minyak rem memiliki sifat higroskopis untuk menyerap dan mengunci air agar tidak menyebabkan karat pada sistem pengereman. Akumulasi kandungan air dalam sistem hidrolis tentu sangat bahaya. Ketika air mendidih dan berubah jadi uap, master rem normal bekerja, hanya saja tekanan tersebut memampatkan uap. Artinya, gagal memompa fluida. Hasilnya, rem tidak pakem bahkan blong.
Jadi saat melakukan hard breaking, kandungan air yang terserap tadi bakal menguap karena induksi panas kampas rem. Dan juga kandungan air membuat titik didih minyak rem menjadi berkurang, dan bisa membuat air dalam saluran pengreman jadi mendidih. Uap air ini mengisi saluran hidrolis membuat “ruang palsu”, ketika menekan rem fluida rem bukan menekan piston kaliper malah mengisi ruang tersebut.
Seiring berjalannya waktu, aditif dalam flulida tersebut juga bakal berkurang. Hal itu bisa menyebabkan material copper dan nickel dalam sistem pengereman jadi terkikis. Itu yang jadi sebab kita sering melihat serpihan metal saat dikuras. Bahaya banget kan sob. Jadi mulai sekarang jangan main main deh sama kondisi minyak rem motor kita
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.