Hindari Ngegas Sembari Nahan Rem Motor
Pengalaman Servis Motor: CVT Jebol Gara-Gara Kebiasaan Buruk
Suatu hari di bengkel langganan saya, saya melihat seorang mekanik menghela napas panjang sambil mengangkat cover CVT sebuah motor matik. “Wah, ini sih udah parah banget,” katanya. Saya yang penasaran langsung mendekat untuk melihat apa yang terjadi.
Ternyata, bagian dalam CVT motor tersebut sudah benar-benar hancur. Kampas kopling aus tidak merata, rumah roller penuh debu kehitaman, dan v-belt terlihat retak-retak. Pemilik motor yang ada di sebelah saya hanya bisa melongo. “Kok bisa kayak gini, Bang?” tanyanya.
Mekanik itu lalu bertanya, “Sering nggak pas berhenti di lampu merah atau macet, tangan kiri masih nahan rem tapi tangan kanan tetap ngegas?” Pemilik motor itu langsung mengangguk. “Iya, biar motor langsung jalan pas remnya dilepas.”
Nah, inilah kebiasaan yang banyak dilakukan pengguna motor matik tanpa sadar bahwa hal itu bisa merusak CVT dalam jangka panjang.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam kenapa kebiasaan ngegas sembari nahan rem itu berbahaya, baik bagi motor maupun pengendaranya. Jadi, kalau kamu masih sering melakukan kebiasaan ini, sebaiknya segera hentikan sebelum motormu mengalami nasib yang sama seperti kejadian di bengkel tadi!
Kenapa Ngegas Sembari Nahan Rem Itu Berbahaya?
Banyak orang berpikir bahwa menahan rem sambil tetap ngegas bisa membantu motor lebih responsif ketika hendak berjalan lagi. Padahal, kebiasaan ini bisa berdampak buruk pada beberapa komponen motor, terutama motor matik. Berikut beberapa alasan kenapa kebiasaan ini sebaiknya dihindari:
1. Merusak Sistem CVT pada Motor Matik

Sistem CVT (Continuously Variable Transmission) pada motor matik dirancang untuk bekerja secara optimal ketika tenaga dari mesin disalurkan ke roda belakang dengan lancar. Ketika kita ngegas sambil nahan rem, tenaga dari mesin tetap bekerja, tetapi tidak tersalurkan ke roda karena rem masih aktif.
Akibatnya:
- Kampas kopling ganda bisa cepat aus karena terus bergesekan tanpa pergerakan yang optimal.
- V-belt mengalami tekanan berlebih, sehingga bisa lebih cepat getas dan putus.
- Roller CVT mengalami keausan tidak merata, yang bisa membuat tarikan motor terasa berat atau brebet.
Kerusakan ini mungkin tidak langsung terasa, tapi dalam beberapa bulan atau tahun, motor akan kehilangan performanya. Jika sudah terlalu parah, penggantian komponen CVT bisa menghabiskan biaya yang tidak sedikit.
2. Meningkatkan Konsumsi Bahan Bakar


Saat motor ditahan dengan rem sambil tetap digas, mesin tetap bekerja dan membakar bahan bakar tanpa hasil yang efektif. Ini berarti motor boros bensin tanpa memberikan manfaat apa pun.
Bayangkan jika kebiasaan ini dilakukan setiap hari, misalnya saat berhenti di lampu merah atau di kemacetan. Tanpa disadari, konsumsi bensin meningkat secara signifikan hanya karena cara berkendara yang salah.
3. Menyebabkan Panas Berlebih pada Kampas Rem


Ketika rem terus ditekan sementara gas tetap diputar, kampas rem akan bekerja lebih keras untuk menahan laju motor. Hal ini bisa menyebabkan rem cepat panas, dan jika terlalu sering terjadi, bisa menyebabkan:
- Kampas rem lebih cepat aus, sehingga harus lebih sering diganti.
- Cakram rem bisa melengkung atau terkikis, yang mengurangi efektivitas pengereman.
- Rem bisa menjadi blong karena terlalu panas dan kehilangan daya cengkeramnya.
Jika sampai rem blong di jalan, tentu risikonya bisa sangat fatal.
4. Membahayakan Keselamatan Pengendara


Selain merusak komponen motor, kebiasaan ini juga berbahaya bagi pengendara. Saat rem ditahan sembari ngegas, ada kemungkinan motor tiba-tiba meloncat ke depan saat rem dilepas tanpa kontrol yang baik. Ini bisa berisiko menabrak kendaraan lain atau bahkan menyebabkan kecelakaan.
Apalagi jika dilakukan di jalan yang ramai atau di tanjakan, kontrol terhadap motor bisa menjadi lebih sulit dan membahayakan diri sendiri serta orang lain.
Cara Berkendara yang Benar untuk Menghindari Kerusakan Motor
Agar motor tetap awet dan performanya optimal, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari kebiasaan ngegas sambil menahan rem:
1. Gunakan Rem dengan Bijak
Saat berhenti di lampu merah atau kondisi macet, cukup gunakan rem saja tanpa menekan gas. Motor matik sudah dirancang untuk tetap diam saat gas dilepas, jadi tidak perlu menahan gas agar motor tetap siap melaju.
Jika ingin lebih nyaman saat berhenti, gunakan rem belakang untuk menahan motor agar tidak bergerak tanpa perlu menekan gas.
2. Pahami Cara Kerja CVT dan Rem
Memahami bagaimana sistem CVT bekerja bisa membantu kita lebih bijak dalam berkendara. CVT membutuhkan pergerakan yang lancar untuk bekerja optimal, sementara rem harus digunakan hanya ketika benar-benar diperlukan.
Jika kita sering ngegas sambil nahan rem, sama saja dengan “menyiksa” motor sendiri.
3. Latih Kebiasaan Berkendara yang Lebih Baik
Kesadaran adalah kunci utama. Mulailah membiasakan diri untuk tidak menekan gas saat sedang berhenti, baik di lampu merah, perlintasan kereta, atau dalam kemacetan.
Jika perlu, coba ingatkan teman atau keluarga yang masih memiliki kebiasaan buruk ini agar motor mereka lebih awet dan hemat bahan bakar.
Kesimpulan
Ngegas sembari nahan rem adalah kebiasaan yang mungkin terlihat sepele, tapi dampaknya bisa sangat merugikan dalam jangka panjang. Mulai dari merusak komponen CVT, meningkatkan konsumsi bahan bakar, membuat rem cepat aus, hingga membahayakan keselamatan berkendara.
Jika ingin motor lebih awet dan tetap nyaman digunakan, hentikan kebiasaan ini sekarang juga! Cukup gunakan rem saat berhenti dan lepaskan gas sepenuhnya untuk menghindari tekanan berlebih pada mesin dan CVT.
Dengan berkendara yang lebih bijak, bukan hanya motor yang lebih awet, tapi juga kantong lebih hemat karena tidak perlu sering servis atau mengganti komponen yang rusak. Jadi, sudah siap mengubah kebiasaan berkendara demi motor yang lebih sehat?
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.